
LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL
(LKS)
WAHYU MANDIRI
PROFIL YAYASAN
Susunan Pengurus
Pembina : Ny. Marianna
Ketua : Muhammad Rizal
Sekretaris : Hamzah Dg. Sibali
Bendahara : Ny. Marianni
Pengawas : Mone Dg. Rate
Bidang Pelayanan Anak : 1. DASWATI,A.Ma
2. Ny.
MUSDALIFAH
3. Ny. NURBAYA
4. IIN SURYANTI3. Ny. NURBAYA
Bidang Pelayanan Lanjut Usia : 1. Drs. HASBI
2. SAPARUDDIN
3. RUSLAN
4. BAHARUDDIN
Bidang Pelayanan Pendidikan : 1. ANDI MULAWATI,Amd.Keb
2. RATNAWTI,S.Pd
3. Ny. BUDIANI
4. SUSANTI
Tata Usaha : 1. ROSDIANA. S
2. SUHAEBAH
3. RABATI
4. ROSMINI
Humas : 1. RAHMAT M.
2. MUH. IDRIS
3. HENDRA SUDIN
4. YUSRIADI
Umum : 1. NURHAEDA
2. ROSDIANA
3. KARTINI
4. S. DG. SO’NA
- Camat Pallangga
- Kepala Kantor Urusan Agama Pallangga
- Kepala Desa Bontoala
Dewan Pelindung : - Kapolres Kabupaten Gowa
- Dandim 1409 Kabupaten Gowa
- Kapolsek Pallangga
- Danramil Pallangga
Sekretariat:
JI. Pelita Taborong, Desa Bontoala, Kecamatan Pallangga,
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan
TeIp. (0411) 8219328, HP. 081354999219
NO REKENING BRI : 7073-01-003280-53-4
UNIT SAMATA SUNGGUMINASA
A. PANTI ASUHAN "WAHYU"
LANDASAN HUKUM PENDIRIAN
1. Akte Pendirian : Yayasan Wahyu Mandiri No.01 tanggal 20 Desember 2002,
Notaris Anastasia Dian Christianti, S.H.
1. Visi:
Mewujudkan peningkatan kondisi, fungsi, dan kualitas sosial
sebagai sumberdaya manusia yang berguna, produktif, dan berkualitas.
2. Misi:
a. Memberikan pertayanan dan rehabilitasi sosial yang lebih baik.
b. Membangun semangat, moral, dan sikap mental sosial, serta meningkatkan keterampilan kerja dan ilmu pengetahuan.
c. Meningkatkan kualitas SDM pengelolaan panti sehingga dapat memberikan pelayanan prima.
d. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan berbagai lembaga/instansi terkait.
STRATEGI
1. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka memperoleh data dan informasi serta dana.
2. Meyakinkan berbagai pihak (masyarakat, dunia usaha, BUMN, dan pemerintah) tentang pentingnya bersedekah.
3. Menjalin kerjasama dari menjaring dana pada kegiatan keagamaan
misalnya zakat pada bulan Ramadhan, sedekah pada 10 Muharram, dan
berkurang pada Idul Adha.
4. Memberikan ucapan selamat kepada perusahaan swasta, BUMN, dan lembaga pemerintah yang merayakan hari ulang tahunnya.
5. Memberikan laporan pemanfaatan dana secara transparan dan ucapan terima kasih kepada para pemberi dana (donatur).
PROGRAM KERJA
1. Program Jangka Pendek:
- Pembinaan penyantunan anak sesuai strandar pelayanan sosial.
- Penyantunan fakir miskin
- Pelayanan lanjut usia di luar panti.
- Pengembangan usaha ekonomi produktif.
- Rehabilitasi asrama panti secara bertahap.
- Penambahan sarana administrasi den pelayanan.
- Pembinaan budi pekerti dan pendidikan agama anak panti.
- Pelayanan rekreasi kepada anak panti.
2. Program Jangka Menengah:
- Pembinaan anak panti sesuai standar pelayanan.
- Rehabilitasi bangunan asrama panti untuk lantai 1 dan 2.
- Pengembangan usaha ekonomi produktit
- Peningkatan hubungan kemitraan.
- Pelatihan keterampilan komputer kepada anak panti.
- Penambahan sarana keterampilan bagi anak panti.
- Penyaluran anak panti pada jenjang pendidikan dan dunia kerja.
3. Program Jangka Panjang:
- Pengadaan sarana transportasi (bus sekolah) bagi anak panti.
- Pengadaan sarana teknologi komunikasi dan iriformasi (faximite dan Internet).
- Membuka lembaga pendidikan formal dan informal bagi anak panti.
- Membuka usaha percetakan dan usaha lain yang sesuai dengan keterampilan anak panti.
- Menjadikan panti sebagai pusat pembinaan keagamaan dan pengembangan keterampilan.
- Membuka cabang di kabupaten kota atau di provinsi lain di Indonesia.
G. SARANA/PRASARANA, JUMLAH ANAK PANTI, DAN KESEHATAN ANAK
1. Sarana/Prasarana:
a. Kantor Sekretariat Yayasan, yaitu gedung berlantai 2. Lantal 1
digunakan untuk sekretariat, dan lantai 2. digunakan sebagai mushallah.
b. Asrama Anak Panti, yaitu Asrama Putra sebanyak 5 kamar, dan Asrama
Putri sebanyak 5 kamar serta dilengkapi dengan dapur umum, dan ruangan
pengelola panti.
c. Sarana beribadah (shalat lima waktu) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).
d. Sarana Komputer untuk mengelola administrasi dan pelatihan keterampilan
e. Sarana Bermain dan Berolahraga.
f. Luas tanah untuk seluruh bangunan panti yaitu 310 m persegi.
2. Anak Binaan Panti:
Jumlah anak panti yang dibina oleh Panti Asuhan Wahyu sejak tahun 2002
sampai 2008 yaitu sebanyak 75 orang. Mereka berasal dari berbagai
Kabupaten/Kota di Sulsel dari kalangan anak yatim piatu dan fakir miskin
yang terlantar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 71 orang merupakan usia
sekolah pada tingkat SD, SMP, dan SMU. Sedangkan 4 orang di antaranya
belum memasuki usia sekolah.
3. Kegiatan Anak Panti:
a. Mengikuti pendidikan formal.
b. Pembinaan keagamaan (shalat lima waktu dan membaca Al-Qur’an).
c. Pembinaan ahklak dan budi pekerti.
d. Pelatihan keterampilan
e. Mengikuti lomba keterampilan dan keagamaan.
f. Kegiatan Olahraga, Bermain, dan Rekreasi.
SEJARAH SINGKAT PANTI ASUHAN WAHYU
Yayasan Wahyu Mandiri merupakan cikal bakal berdirinya Panti Asuhan Wahyu. Dengan semangat. dan keinginan yang kuat untuk membina anak yatim piatu dan anak fakir miskin yang terlantar, pada tahun 2002, pengurus yayasan ini mulanya menampung 36 orang anak pada sebuah bangunan rumah sederhana berukuran l0 x 15 meter.
Bangunan rumah milik ketua yayasan itu dijadikan sehagai tempat
penampungan anak panti yang dibinanya. Anak panti tersebut datang ke
panti asuhan dibawa oleh keluarganya, karena salah seorang atau kedua
orang tua mereka telah tiada. Sebagian di antara
anak panti itu, diperoleh pengurus yayasan, karena anak tersebut
ditelantarkan orang tuanya akibat persoalan ekonomi dan sosial.
Mereka berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Sulsel. Ada yang berasal
dari Kabupaten Gowa, dan sebagian berasal dari Kabupaten Palopo. Sebelum
Panti Asuhan ini mendapat bantuan dana dari pemerintah dan sejumlah
donatur, sekitar dua tahun pengurus yayasan ini bekerja secara mandiri
dan mencari nafkah untuk menghidupi anak panti yang dibinanya.
Bahkan, pada tahun 2003, pengurus yayasan ini pernah mengalami
penderitaan, karena beras yang akan digunakan untuk memberikan makan
kepada anak panti sudah habis. Untuk memenuhi kebutuhan hidup anak panti
yang dibinanya, waktu itu, pengurus yayasan ini meminta tolong kepada
seseorang yang dikenalnya, sehingga kalung emas dan televisi orang
tersebut dipinjamkan untuk digadaikan. Selain itu, ada seorang tetangga
di dekat panti asuhan yang memberikan pinjaman uang tunai Rp 5 juta tanpa bunga.
Pada tahun 2004, yayasan yang mengelola panti asuhan ini baru
mendapatkan donatur, sehingga lebih tingan beban pengurus dalam memenuhi
kebutuhan hidup anak panti yang dibinanya. Sebelumnya, kebutuhan beras,
lauk-pauk, dan pakaian untuk anak panti ini diusahakan sendiri oleh
pengurus yayasan.
Berkat kerja keras yang tidak mengenal lelah, pengurus yayasan ini
melayangkan surat dan permohonan bantuan kepada sejumlah donatur dan
lembaga pemerintah, agar anak panti yang. dibinanya dapat
dipenuhi.kebutuhan.hidupnya sehari-hari, termasuk agar anak panti
tersebut dapat mengenyam pendidikan formal secara berjenjang hingga
tingkat SMU.
Salah seorang donatur perorangan yang aktif memberikan bantuan kepada
Panti Asuhan. Wahyu sejak tahun 2004 sampai sekarang di antaranya Bapak
Satria (seorang staff pada Kantor Pegadaian), Bapak H. Riznaldi, dan
Bapak H. Saiful Bachri. Selain itu, ada sejumlah dunia usaha dan BUMN
yang juga aktif memberikan bantuan yaitu Bank BTN Syariah Cabang
Makassar, dan UD Cahaya Sembilan Kabupaten Gowa,PT Semen Tonasa
(Persero), PT Darma Lautan.
Pada tahun 2005, Panti Asuhan Wahyu mendapat bantuan dana APBNP dan
Departemen Sosial RI. Dana bantuan sebanyak Rp 35 juta itu digunakan
untuk merehabilitasi bangunan lama
yang berupa asrama anak panti. Untuk menunjang pembiayaan kebutuhan
hidup anak panti, pengurus yayasan ini juga mengelola usaha ekonomi
produktif yaitu warung barang campuran.
Sejak beberapa tahun lalu, Yayasan Wahyu Mandiri yang membina Panti
Asuhan Wahyu juga membina anak terlantar di luar panti sebanyak 40
orang. Bahkan, pada tahun 2004, Panti Asuhan ini juga pernah menampung 8
orang anak dan empat keluarga pengungsi eks Timor-limur.
Pada tahun 2005, Yayasan Wahyu Mandiri juga mendapat kepercayaan dan
pemerintah untuk memberikan pelayanan sosial lanjut usia di luar panti.
Warga lanjut usia yang mendapat pelayanan sosial itu bermukim di
Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.
FOTO SEJARAH BERDIRINYA PANTI ASUHAN WAHYU MANDIRI
KEGIATAN YAYASAN WAHYU MANDIRI
Mengelola Panti Asuhan Wahyu dan Memberikan Pelayanan Sosial Lanjut Usia di Luar Panti
1. Meningkatkan kualitas hidup berdasarkan harkat den martabat manusia.
Dalam membedakan pelayanan sosial lanjut usia di uar panti, pada tahun 2006, Yayasan Wahyu Mandiri memberikan pelayenan sosial kepada 50 kepala keluarga lanjut usia. Mereka berasal dari kalangan fakir miskin di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Sebanyak 35 kepala keluarga berasal dari Desa Pallangga, dan 15 kepala ketuarga dari Desa Bontoala.
Mengelola Panti Asuhan Wahyu dan Memberikan Pelayanan Sosial Lanjut Usia di Luar Panti
Sebagai organisasi sosial yang membantu pemerintah di bidang pembangunan
kesejahteraan sosial, Yayasan Wahyu Mandiri yang mengelola Panti Asuhan
Wahyu, juga telah mendapat kepercayaan pemerintah. untuk menjadi
pelaksana program pelayanan sosial lanjut usiadi luar panti khususnya di
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai perpanjangan tangan
pemerintah, Yayasan wahyu Mandiri telah melaksanakan program tersebut
dengan maksud membantu pemerintah dalam:
1. Meningkatkan kualitas hidup berdasarkan harkat den martabat manusia.
2. Mengembangkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
3. Mencegah, mengendalikan, dan mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial.
4. Mengembangkan sistem jaminan kesejahteraan sosial.
5. Memperkuat ketahanan sosial masyarakat.
Dalam membedakan pelayanan sosial lanjut usia di uar panti, pada tahun 2006, Yayasan Wahyu Mandiri memberikan pelayenan sosial kepada 50 kepala keluarga lanjut usia. Mereka berasal dari kalangan fakir miskin di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Sebanyak 35 kepala keluarga berasal dari Desa Pallangga, dan 15 kepala ketuarga dari Desa Bontoala.
Khusus di Desa Pallangga, dari 35 kepala keluarga yang mendapat bantuan
sosial lanjut usia di luar panti yaitu 25 kepala keluarga berasal dari
Dusun Tompo Tonjong, dan 10 kepala keluarga berasal dari Dusun
Palangiseng. Sedangkan mereka yang berasal dari Desa Bontoala, sebanyak
10 kepala keluarga dari Dusun Taborong, dan 5 kepala keluarga dari Dusun
Borongbulo.
Pelayanan sosial lanjut usia di luar panti itu dilakukan dalam bentuk
pemberian sembako sebagai tambahan gizi, dan ada juga yang diberikan
jaminan sosial berupa uang tunai.
KUMPULAN FOTO-FOTO KEGIATAN